Klik pada bagian yang ingin Anda baca :
Harga Bitcoin selalu jadi perhatian, hal ini dikarenakan perubahan harganya yang sangat cepat dan tidak mudah diprediksi. Membeli Bitcoin juga berbeda dengan membeli saham atau obligasi, sebab Bitcoin bukanlah perusahaan. Akibatnya, tidak ada neraca perusahaan atau Formulir yang perlu ditinjau.
Tidak seperti berinvestasi dalam mata uang tradisional, Bitcoin tidak dikeluarkan oleh bank sentral atau didukung oleh pemerintah, oleh karena itu kebijakan moneter, tingkat inflasi, dan pengukuran pertumbuhan ekonomi yang biasanya mempengaruhi nilai mata uang tidak berlaku untuknya. Sebaliknya, harga bitcoin justru dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
Faktor yang pengaruhi Harga Bitcoin
Penawaran dan permintaan
Pasokan bitcoin dipengaruhi dalam dua cara berbeda. Pertama, protokol bitcoin memungkinkan bitcoin baru dibuat dengan harga tetap. Bitcoin baru diperkenalkan ke pasar ketika penambang memproses blok transaksi dan laju koin baru diperkenalkan dirancang untuk melambat seiring waktu.
Contoh kasus: pertumbuhan telah melambat dari 6,9% (2016), menjadi 4,4% (2017) menjadi 4,0% (2018) .1 Ini dapat menciptakan skenario di mana permintaan bitcoin meningkat pada tingkat yang lebih cepat daripada peningkatan pasokan, yang mana dapat menaikkan harga. Perlambatan pertumbuhan sirkulasi Bitcoin disebabkan oleh peristiwa halvin yang membuat rewards dikurangi setengahnya.
Kedua, pasokan juga dapat dipengaruhi oleh jumlah Bitcoin yang diizinkan oleh sistem. Jumlah ini dibatasi hingga 21 juta, di mana setelah jumlah ini tercapai, aktivitas penambangan tidak akan lagi menghasilkan Bitcoin baru.
Sebagai contoh. pasokan bitcoin mencapai 18,1 juta pada Desember 2019, mewakili 86,2% dari pasokan bitcoin yang pada akhirnya akan tersedia. Setelah 21 juta bitcoin beredar, harga akan bergantung pada permintaan dan penawaran. Jika permintaan lebih banyak dibandingkan penawaran maka harga Bitcoin akan naik.
Kompetisi
Meskipun bitcoin mungkin merupakan cryptocurrency paling terkenal, ada ratusan token lain yang bersaing untuk mendapatkan perhatian pengguna. Meskipun Bitcoin masih menjadi opsi dominan dalam hal kapitalisasi pasar, altcoin termasuk ether (ETH), XRP, bitcoin cash (BCH), litecoin (LTC) dan EOS adalah di antara pesaing terdekatnya pada Januari 2020.
Biaya produksi
Meskipun Bitcoin bersifat virtual, namun tetap merupakan produk yang diproduksi dan menimbulkan biaya produksi yang nyata – dengan konsumsi listrik menjadi faktor terpenting sejauh ini. ‘Penambangan’ Bitcoin, demikian sebutannya, bergantung pada masalah matematika kriptografi rumit yang harus diselesaikan oleh semua penambang yang pertama melakukannya dihargai dengan satu blok bitcoin yang baru dicetak dan setiap biaya transaksi yang telah terakumulasi sejak blok terakhir ditemukan.
Yang unik tentang produksi bitcoin adalah tidak seperti barang yang diproduksi lainnya, algoritme bitcoin hanya memungkinkan satu blok bitcoin ditemukan, rata-rata, setiap sepuluh menit sekali. Itu berarti semakin banyak produsen (penambang) yang bergabung dalam kompetisi untuk memecahkan masalah matematika hanya akan membuat masalah itu lebih sulit – dan dengan demikian lebih mahal. Penelitian telah menunjukkan bahwa memang harga pasar bitcoin terkait erat dengan biaya produksi marjinal.
Ketersediaan di Bursa Mata Uang
Sama seperti investor ekuitas memperdagangkan saham melalui indeks seperti NYSE, Nasdaq, dan FTSE, investor cryptocurrency memperdagangkan cryptocurrency melalui Coinbase, GDAX, dan bursa lainnya. Mirip dengan pertukaran mata uang tradisional, platform ini memungkinkan investor memperdagangkan mata uang kripto / pasangan mata uang (misalnya BTC / USD atau bitcoin / dolar AS).
Semakin populer suatu pertukaran, semakin mudah hal itu dapat menarik peserta, untuk menciptakan efek jaringan. Dan dengan memanfaatkan pengaruh pasarnya, ia dapat menetapkan aturan yang mengatur bagaimana mata uang lain ditambahkan. Kehadiran Bitcoin di bursa ini menyiratkan tingkat kepatuhan terhadap peraturan, terlepas dari wilayah abu-abu hukum tempat cryptocurrency beroperasi.
Peraturan dan Masalah Hukum
Peningkatan pesat dalam popularitas bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah menyebabkan para regulator memperdebatkan bagaimana mengklasifikasikan aset digital tersebut. Sementara Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengklasifikasikan cryptocurrency sebagai sekuritas, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) menganggap bitcoin sebagai komoditas.
Kebingungan tentang regulator mana yang akan menetapkan aturan untuk cryptocurrency telah menciptakan ketidakpastian, meskipun kapitalisasi pasar melonjak. Selain itu, pasar telah menyaksikan peluncuran banyak produk keuangan yang menggunakan Bitcoin sebagai aset dasar, seperti dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), berjangka, dan turunan lainnya.
Grafik Harga Bitcoin
Dalam melihat pergerakan harga Bitcoin bisa dilihat dari grafik yang ada dibursa, dari grafik tersebut para investor biasanya akan bisa memprediksi waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari perdagangan cryptocurrency untuk mendapatkan keuntungan atau menghindari kerugian. Grafik Bitcoin juga berguna untuk melihat nilai histori Bitcoin dari tahun ke tahun, termasuk untuk melihat pergerakan harga tertinggi yang pernah dicapai oleh raja aset kripto ini. Grafik harga Bitcoin selengkapnya dapat diakses di SINI.
Harga Bitcoin Tertinggi
Bitcoin pernah mencapai harga tertingginya di tahun 2017, saat itu harga Bitcoin hampir menyentuh $20.000. Info lengkapnya mengenai harga Bitcoin tertinggi sepanjang masa bisa ditemukan di SINI.
Harga Awal Bitcoin
Di awal kemunculannya Bitcoin tidak berharga dan belum ada bursa jual beli yang marak seperti sekarang ini. Bahkan dulu ada yang membeli dua loyang Pizza dengan 10.000 Bitcoin. Hal tersebut menunjukan jika dulu Bitcoin memang tidak semahal sekarang. Namun seiring waktu, Bitcoin pun berhasil mendapatkan nilainya dari mulai satuan, puluhan, ratusan, hingga ribuan dollar. Selengkapnya mengenai harga awal Bitcoin bisa diakses di artikel INI.
Prediksi Harga Bitcoin
Harga Bitcoin yang fluktuatif menjadi daya tarik tersendiri bagi aset ini. Bagaimana tidak pergerakan harga Bitcoin sangat cepat, sehari bisa naik pesat dan beberapa jam kemudian bisa anjlok sangat jauh. Oleh karena itu harga Bitcoin selalu menjadi perhatian para penggunanya karena dengan mengetahui harga Bitcoin maka para trader bisa menentukan sikap untuk masuk ke dalam market dan memulai trading. Karena harga Bitcoin sangat menarik untuk diulas, maka mulai banyak prediksi harga Bitcoin di masa depan yang bermunculan.
Ada beberapa prediksi Bitcoin yang cukup populer dan kontroversial yakni Stock-to-flow, Hyperwaves, dan Elliott Waves.Model ini memprediksi pergerakan harga Bitcoin yang besar dalam jangka menengah hingga panjang. Selengkapnya bisa ditemukan di SINI.
Kapan Harga Bitcoin Naik
Tidak ada waktu yang pasti kapan harga Bitcoin naik, namun banyak para penggiat aset kripto yang memprediksi waktu Bitcoin akan naik pesat dan bisa menjadi aset yang sangat bernilai. Kapan harga Bitcoin naik dan berapa nominalnya? Baca artikel Ini untuk mengetahui jawabannya.
Kenapa Harga Bitcoin Naik Terus
Kenaikan harga Bitcoin disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah mata uang uang yang mulai tidak diminati, inflasi, ketidakpercayaan masyarakat dengan bank sentral dan lain sebagainya. Selengkapnya dapat di temukan di SINI.
Kapan Harga Bitcoin Turun
Pada dasarnya harga Bitcoin selalu naik turun setiap waktu, sehingga kapan harga Bitcoin turun jawabannya akan sangat tentatif dan bisa kapan saja. Namun, jika dilihat dari historisnya harga Bitcoin cepat turun drastis pada 2018, padahal sebelumnya di 2017 harga Bitcoin meraih harga tertinggi sepanjang masa. Kontradiksi ini membuat banyak orang bertanya-tanya apa penyebab Bitcoin bisa turun drastis tersebut. Harga Bitcoin turun saat 2018 bisa ditemukan di SINI.
Kenapa Harga Bitcoin Turun Drastis
Harga Bitcoin terkenal dengan volatilitasnya yang cepat, di mana harga turun dan naik dalam waktu yang singkat dan seringkali tidak bisa diprediksi. Naik dan turunnya Bitcoin ini memang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dari harga Bitcoin, karena trader biasanya akan membeli harga Bitcoin saat turun dan menjualnya saat naik.
Lalu, kenapa harga Bitcoin bisa turun? Jawabannya dapat kamu temukan Di SINI.
Pertama kali membeli Bitcoin ?
Pertama kali membeli Bitcoin ?